Rugi di Semester I, PLN Bakal Kencangkan Ikat Pinggang

Tekad penghematan tersebut disampaikan terkait kinerja keuangan PLN sepanjang semester I 2018 yang memble.
Direktur Perencanaan Korporat PLN Syofvi Felianty Roekman mengatakan bahwa upaya penghematan tersebut akan dilakukan dengan dua cara.
Pertama, mengurangi susut distribusi energi listrik baik secara teknis maupun non teknis yang disebabkan oleh pencurian listrik, kesalahan dalam pembacaan meteran listrik maupun kesalahan pada alat pengukuran.
"Kalau kami bisa mengurangi itu satu persen saja, kami bisa menghemat Rp3 triliun," katanya di Gedung DPR, Rabu (29/8).
Kedua, memperbaiki zonasi pasokan batubara. Perbaikan akan dilakukan dengan memanfaatkan batu bara di lokasi terdekat pembangkit listrik agar biaya transportasi angkutnya bisa ditekan.
Rapor keuangan PLN sepanjang semester I kemarin merah. Mereka rugi Rp5,35 triliun.
Kondisi keuangan tersebut berbanding terbalik jika dibandingkan periode sama tahun 2017 lalu.
Saat itu PLN masih mampu mencetak untung Rp2,03 triliun.
"Insya Allah tidak mengganggu," katanya.
Terkait kemungkinan tercapainya target laba sebesar Rp10,4 triliun, Syofvi berharap dari sisi penjualan bisa membantu perusahaan. Meskipun hingga pertengahan tahun pertumbuhan konsumsi listrik masih di bawah target perusahan yang dipatok tujuh persen.
Ke depan, Syofvi berharap nilai tukar rupiah bisa kembali menguat ke level di bawal Rp14 ribu per dolar AS.
Sebagai catatan, saat menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) di awal tahun, perseroan menggunakan asumsi nilai tukar di level Rp13.400 per dolar AS.
Secara terpisah, anggota Komisi VII DPR Ramson Siagian memahami kondisi keuangan PLN.
Pasalnya, selain pelemahan nilai tukar, PLN juga mendapatkan tekanan dari naiknya harga komoditas yang menjadi energi primer pembangkit listrik.
Salah satu kebijakan yang disoroti, rencana penghapusan harga maksimal batu bara untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri (DMO) sektor kelistrikan yang ditetapkan US$70 per ton.
Pembangunan tersebut membutuhkan investasi yang besar.
Jika perseroan terlalu banyak berutang maka ke depan perseroan akan terbebani oleh bunga.
Karenanya, pemerintah juga perlu memberikan dukungan lebih kepada PLN, misalnya dari sisi keringanan fiskal.
"Kalau perusahaan rugi, perusahaan akan susah juga mendapatkan utang. Kalupun dapat (utang), bunganya tinggi," ujarnya.
Belum ada Komentar untuk "Rugi di Semester I, PLN Bakal Kencangkan Ikat Pinggang"
Posting Komentar